KEBERANGKATAN KELOMPOK JAHE EKSPLORASI

Selasa pagi, 22 November 2016. Aku bangun pukul 4:44. Terima kasih kepada alarm yang telah kupasang untuk menyala lebih pagi dari biasanya. Aku keluar sebentar untuk mengumpulkan kesadaran dan membangunkan Bapak dan Ibu. Aku segera mandi, memeriksa barang-barang, menyiapkan bekal makan siangku dan kemudian sarapan. Setelah sarapan, aku menunggu ibu, bapak, kakak, dan Duta untuk siap. Pukul 6 lebih sedikit, kami berangkat menuju Stasiun Gambir.

Perjalanan dari rumah ke Gambir sekitar 1 jam. Kami bertemu dengan teman-teman yang lain di pintu dekat KFC atau pintu Selatan Gambir. Di situ kami mencetak tiket masing-masing. Sambil menunggu jadwal keberangkatan, kami bermain kartu. Setelah semuanya berkumpul, kami berdelapan bersama kak Shanty naik ke peron.

Hari itu adalah hari pertama dari perjalanan kami. Kami, anak-anak dari kelompok Jahe Eksplorasi hendak berangkat ke Bandung untuk melakukan riset. Ada aku(Tata), Anja, Husayn, Aza, Adam, Alevko, Naufal, dan Raka. Kami akan melakukan perjalanan 3 hari dua malam di Bandung dan Lembang. Perjalanan ini tanpa didampingi orangtua, jadi kami sekalian belajar mandiri.

listjahe

Kereta yang kami naiki adalah kereta Parahyangan kelas Ekonomi. Aku sempat melewati gerbong eksekutif dan menurutku gerbong ekonomi lebih bagus dibanding eksekutif. Bersih, putih, nggak bau, pokoknya keren deh.

Di kereta, kak Shanty memberikan telfon yang hanya memiliki fitur menelpon dan mengirim pesan. Kami tidak boleh menelpon, tapi hanya boleh menerima telfon. Kak Shanty naik kereta hanya untuk memastikan kelompok Jahe selamat di kereta. Jadi kak Shanty turun di stasiun Bekasi. Di kereta, kami diminta untuk mencatat stasiun-stasiun yang dilewati dan waktu dilewati. Ini hasilnya:

08:43 – Berangkat dari Gambir terlambat (+16)
08:47 – Gondangdia
08:51 – Cikini
09:07 – Jatinegara
09:09 – Klender
—– – Buaran
—– – Klender Baru
09:14 – Cakung
09:19 – Bekasi (+19), kak Shanty turun
09:34 – Cikarang
09:45 – Kedunggedeh
09:50 – Karawang (+16)
10:00 – Klari (+23)
10:06 – Dawuan
10:10 – Cikampek (+46)
10:18 – Cibunyur (+77)
10:22 – Sadang (+94)
10:27 – Purwakarta (+84)
10:48 – Ciganea
10:58 – Suka Tani
11:02 – Pleret (+237)
—– – Mulai makan siang
11:10 – Cisomak (+338)
11:16 – Cikadongdong (+408)
11:20 – Rendeh (+420)
11:25 – Maswati (+499)
11:28 – TEROWONGAN (Terowongannya gelap dan panjang)
11:30 – Sangsaat
11:40 – Cilame (+633)
11:50 – Padalarang (+695)
11:53 – Canggakang
11:56 – Cimahi (+723)
12:03 – Cimindi (+762)

Karena kereta terlambat berangkat, sampai di stasiusn Bandung juga terlambat. Seharusnya kereta sampai pukul 11.59, tapi baru sampai pukul 12.12.

Di Stasiun Bandung, Husayn, Raka, Naufal, dan Adam sudah duluan mencari pintu utara karena kami akan bertemu dengan kakak-kakak pendamping di pintu utara. Aku, Anja, Raka, dan Alev masih dibelakang mereka. Tiba-tiba kami menerima telepon dari sebuah nomor asing yang tidak kami kenal. Ketika dijawab, ternyata telepon itu berasal dari salah satu dari kakak pendamping yang menanyakan tempat kami berada. Setelah menjelaskan posisi, kami ke pintu Utara dan bertemu dengan kak Alam dan juga bertemu kak Ariyanti di luar stasiun. Kami diminta berfoto sebagai informasi untuk kak Shanty dan orang tua bahwa kami sudah sampai tujuan dengan selamat. Selagi masih di stasiun, kami berbelanja beberapa keperluan seperti air dan snack, sekalian juga sholat.

d1

Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke tempat menginap di daerah Parompong, Lembang. Kami berjalan sebentar dan naik Elf sampai ke terminal Ledeng. Di situ kami bertemu dengan kak Iqbal, kakak pendamping yang lain. Sampai di terminal Ledeng, kami naik angkot sampai ke Kampung Nagrek. Kami turun di pom bensin dan melanjutkan perjalanan menuju penginapan.
Jalannya nggak terlalu jauh. Masalahnya, jalannya menanjak dan kami berjalan sambil membawa barang-barang yang berat. Jadi terasa laaaammmmmaaaaaaa sekali. Kami sampai ke rumah kak Fani dan berkenalan dengan pemilik rumah tersebut. Di rumah kak Fani yang menjadi tempat menginap, kami tidur di kamar yang berbeda-beda.

Aku, Anja, dan kak Ari (Ariyanti) tidur di kamar yang ada di lantai bawah. Sedangkan yang laki-laki tidur di lantai atas di kamar yang lebih luas, sekitar 4 kali luas kamar perempuan. Ada dua kamar mandi umum, satu diatas, satu di bawah.

Setelah kami merasa nyaman dan sudah beristirahat selama 30 menit, kami pergi mengeksplorasi kampung sekitar rumah. Kami bertemu dengan pemain Marawis dan ikut mendengarkan permainan Marawis. Ketika kembali ke penginapan, waktu menunjukkan pukul 6 lebih sedikit. Anak-anak sholat di mushola yang ada di sebelah rumah. Rumahnya menjadi kosong dan di luar udara terasa dingi, jadi aku diajak masuk ke dalam mushola. Di situ kami berkenalan dengan bapaknya kak Fani dan mendengarkan ceritanya.

Sekarang waktunya makan!

Makan malam sudah disiapkan. Makan malamnya nasi, ikan, sop sayur, dan bakwan jagung. Malam itu juga, kami akan mendapatkan telepon dari orangtua kami. Sambil makan, kami rusuh dan saling menebak siapa yang akan ditelepon duluan. Hari pertama adalah satu-satunya hari kami dapat dihubungi orangtua.

Setelah acara telfonnya selesai, kami mendapat briefing dari kakak-kakak pendamping. Kami mendapatkan buku. Di buku itu ada peraturan, Dasa Dharma Pramuka, jadwal kegiatan, kamus mini bahasa Sunda, panduan bertanya, log book untuk tiga hari, review, laporan keuangan, serta nomor telepon kak Ari, kak Alam, kak Iqbal, dan kak Shanty.

Malamnya kami mengisi log book dan laporan keuangan. Laporan keuanganku:
1. Uang awal: +284.000 – Saldo: 284.000
2. Beli Roti: -10.000 – Saldo: 274.000
3. Naik Elf: -5.000 – Saldo: 269.000
4: Naik Angkot: -7.000 – Saldo: 262.000

Briefing selesai, waktunya istirahat.

Share this post