HARI TERAKHIR PERJALANAN JAHE EKSPLORASI

Hari ke-3. Hari terakhir. Kamis, 24 November 2016.

Kami bangun sekitar pukul 4:30. Untuk menyadarkan diri, aku mencuci muka dan naik ke kamar laki-laki untuk bermain kartu. Karena bermain kartu agak membosankan, Raka mengajak kami semua untuk jalan pagi.

Kami tadinya berdelapan. Tetapi karena asma-nya Alevko kambuh, Husayn dan Alev tidak melanjutkan perjalanan dan kembali ke rumah kak Fani. Kami berjalan di jalanan yang luas dan menanjak. Walaupun melelahkan, udara segar membuat perasaan capek kami menjadi hilang. Kami melewati jalan yang dikelilingi pohon di kanan dan kiri. Cantik sih cantik, tapi di tengah-tengah pohon-pohon itu, atau tepat di atas kami, ada jaring laba-laba dan laba-laba yang besar. Tadinya kami ingin berjalan lebih jauh, tetapi kak Ari meminta kami segera turun kembali ke tempat penginapan.

Dalam perjalanan turun, kami sekalian mampir dan pamit kepada Pak Anda sambil membantunya membawa susu ke koperasi. Sampai di rumah kak Fani, kami langsung bersih-bersih badan dan packing kembali. Setelah sarapan, kami belajar tentang biogas, bahan bakar yang terbuat dari kotoran sapi. Satu mesin biogas dapat menghasilkan gas untuk digunakan oleh 4 rumah.

Setelah belajar tentang biogas, kami menanam stroberi di pot kecil. Kami mengambil tanah sampai sekitar 3/4 pot, dan menambahkan campuran kotoran sapi, ayam, dan bebek yang sudah kering. Kemudian kami memetik benih dari induk stroberi untuk ditanam.

Setelah kegiatan menanam stroberi selesai, kami pamit ke kak Fani dan keluarganya.

Kami melanjutkan petualangan dengan naik angkot yang mengantar kami ke terminal Ledeng. Kami jalan sebentar ke UPI (Universitas Pendidikan Indonesia). Di sana kami membeli makanan dan melakukan tes dengan kunyit untuk melihat apakah makanan tersebut mengandung formalin atau borax. Setelah percobaan selesai, kami naik bis ke sebuah jembatan yang dekat dengan stasiun. Tapi tujuan kami bukan ke stasiun, melainkan jalan-jalan ke alun-alun.

upi

Di alun-alun kami mencoba makanan-makanan non-gluten seperti peuyeum, mipan, dan obi. Kami makan siang di restoran Alam Sunda dan berjalan ke Masjid Agung Bandung. Di dekat Masjid Agung Bandung ada lapangan luas. Di situ kami bermain sebentar. Kami berjalan ke Braga Permai dan bertemu kak Ira yang sudah menunggu kami. Kami ditraktir es krim oleh kak Ira. Setelah itu, kami pamit ke kak Ira dan naik angkot menuju Stasiun Bandung.

lapangan

Di stasiun, kami mencetak tiket dan berpamitan dengan kak Ari dan kak Alam. Kak Iqbal ikut masuk sambil menemani kami menunggu. Kak Iqbal ikut karena dia akan keluar di pintu selatan, sedangkan kami masuk dari pintu utara.

bandung

Saat kereta Argo Parahyangan sudah siap berangkat, kami pamit ke kak Iqbal dan naik kereta. Tadinya aku akan menulis ulang stasiun-stasiun yang kami lewati, tapi ternyata susah karena gelap.

Sampai di stasiun Gambir, kami langsung turun dan saling mengucapkan selamat sambil tertawa-ketawa sepanjang jalan menuruni peron. Kami bertemu kembali dengan orangtua. Senang rasanya. Rombongan berpisah dengan satu sama lain dan pulang ke rumah masing-masing.

Laporan Keuangan:

1. Naik angkot: -10.000 – Saldo: 213.500
2. Kue cubit dan naik bis: -10.000 – Saldo: 203.500
3. Makan siang dan beli Mipan: -27.000 – Saldo: 176.500
4. Hutang: -10.000 – Saldo: 166.500
5. Air dan mie bakso: -14.000 – Saldo: 152.500

d3

Share this post